Profil Desa Tegalsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Tegalsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tegalsari, Candimulyo, Magelang. Mengulas model pertanian lahan kering (tegalan) yang tangguh, potensi tanaman palawija, dan sistem peternakan terpadu yang menjadi penopang utama serta identitas ekonomi desa yang resilien.
-
Identitas Pertanian Lahan Kering
Perekonomian desa bertumpu pada sistem pertanian tegalan, dengan komoditas unggulan tanaman palawija seperti jagung, singkong, dan umbi-umbian yang adaptif terhadap kondisi alam.
-
Sektor Peternakan yang Terintegrasi
Memiliki basis peternakan rakyat yang kuat, khususnya kambing dan sapi, yang dikelola secara terpadu di mana hasil pertanian menjadi sumber pakan utama, menciptakan siklus ekonomi yang efisien.
-
Masyarakat Adaptif dan Resilien
Komunitas masyarakat yang telah teruji mampu beradaptasi dalam mengelola sumber daya alam, khususnya dalam memaksimalkan produktivitas lahan kering di tengah tantangan ketersediaan air.
Di tengah Kecamatan Candimulyo yang lekat dengan citra perkebunan hortikultura basah, Desa Tegalsari hadir dengan identitas yang berbeda dan unik. Nama "Tegalsari" sendiri, yang berasal dari kata "Tegal" (lahan kering) dan "Sari" (inti atau esensi), seolah menjadi cerminan akurat dari karakteristik wilayah dan denyut nadi kehidupan warganya. Desa ini merupakan contoh nyata resiliensi dan adaptasi, di mana masyarakatnya telah mahir mengubah tantangan lahan kering menjadi sebuah potensi ekonomi yang berkelanjutan melalui sistem pertanian palawija dan peternakan terpadu. Profil ini mengupas lebih dalam tentang Desa Tegalsari, sebuah potret ketangguhan agraris di Kabupaten Magelang.
Refleksi Nama dalam Geografi dan Demografi
Nama Tegalsari bukanlah sekadar penanda administratif, melainkan sebuah deskripsi geografis. Sebagian besar wilayah desa ini terdiri dari lahan tegalan atau pertanian kering yang mengandalkan curah hujan sebagai sumber pengairan utama. Kontur tanahnya cenderung berbukit dengan kemiringan landai, berbeda dengan desa-desa lain di sekitarnya yang mungkin memiliki hamparan sawah beririgasi teknis. Kondisi ini membentuk lanskap pertanian yang khas, didominasi oleh tanaman-tanaman yang tidak memerlukan genangan air untuk tumbuh subur.Secara administratif, Desa Tegalsari memiliki luas wilayah sekitar 3,10 kilometer persegi atau 310 hektare, menjadikannya salah satu desa yang cukup luas di Kecamatan Candimulyo. Adapun batas-batas wilayah Desa Tegalsari meliputi:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Surodadi.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Trenten.
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tegalrejo.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sidomulyo.
Berdasarkan data kependudukan terakhir per tahun 2024, jumlah penduduk Desa Tegalsari tercatat sebanyak 3.528 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.138 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan yang relatif lebih rendah ini sejalan dengan karakteristik wilayah tegalan, di mana lahan produktif lebih mendominasi tata ruang dibandingkan area permukiman padat. Mayoritas mutlak penduduknya berprofesi di sektor pertanian dan peternakan, sebuah pilihan rasional yang selaras dengan potensi alam yang mereka miliki.
Ekonomi Khas Tegalan: Palawija dan Peternakan
Pilar ekonomi Desa Tegalsari berdiri kokoh di atas fondasi pertanian lahan kering. Berbeda dengan citra umum Candimulyo sebagai penghasil durian, komoditas utama di Tegalsari ialah tanaman palawija. Jagung menjadi primadona yang ditanam secara luas saat musim penghujan tiba. Selain jagung, singkong juga menjadi andalan utama, di mana hampir setiap jengkal lahan tegalan dimanfaatkan untuk menanam umbi-umbian ini. Tanaman palawija lain seperti kacang tanah, ubi jalar dan sorgum juga turut dibudidayakan sebagai bagian dari pola rotasi tanam untuk menjaga kesuburan tanah. Pola pertanian ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat dalam memaksimalkan potensi lahan dengan keterbatasan sumber air irigasi.Keunikan model ekonomi Desa Tegalsari tidak berhenti pada tanaman palawija, tetapi juga pada integrasinya dengan sektor peternakan. Hampir setiap rumah tangga petani di desa ini juga merupakan peternak, terutama kambing dan sapi. Peternakan bukan sekadar kegiatan sampingan, melainkan bagian integral dari sistem pertanian mereka. Daun singkong, batang jagung (tebon), dan hasil hijauan lainnya dari kebun tegalan diolah menjadi pakan ternak yang berkualitas. Siklus ini menciptakan sebuah sistem ekonomi yang efisien dan berkelanjutan: lahan menghasilkan pakan, ternak menghasilkan daging dan susu, serta kotoran ternak diolah menjadi pupuk kandang untuk kembali menyuburkan lahan. Sinergi antara pertanian dan peternakan inilah yang menjadi kunci ketahanan ekonomi warga Desa Tegalsari.
Tata Kelola Desa dan Kehidupan Sosial yang Adaptif
Pemerintahan Desa Tegalsari, yang dipimpin oleh Kepala Desa dan jajarannya, memainkan peran penting dalam mendukung model ekonomi khas wilayahnya. Program-program pembangunan desa seringkali difokuskan untuk menunjang produktivitas lahan kering, seperti pembangunan atau perbaikan jalan usaha tani untuk melancarkan akses dari dan ke ladang, serta penyuluhan tentang varietas tanaman yang lebih tahan kekeringan. Pemerintah desa juga aktif memfasilitasi kelompok tani dan kelompok ternak agar dapat mengakses program bantuan dari pemerintah kabupaten atau pusat.Kehidupan sosial masyarakat Desa Tegalsari terbentuk oleh tantangan dan peluang dari lingkungan alam mereka. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial terasa sangat kental, karena banyak pekerjaan di lahan tegalan yang luas lebih efektif jika dikerjakan bersama-sama. Tradisi saling membantu, baik saat masa tanam, panen, maupun saat ada warga yang memiliki hajat, masih terpelihara dengan baik. Komunitas ini telah belajar secara turun-temurun untuk hidup selaras dengan alam, memahami kapan waktu yang tepat untuk menanam berdasarkan pertanda musim, dan bagaimana cara menyimpan hasil panen untuk menghadapi musim paceklik. Kearifan lokal ini menjadi modal sosial yang tak ternilai harganya.
Infrastruktur Penunjang Produktivitas Lahan Kering
Pembangunan infrastruktur di Desa Tegalsari diarahkan untuk mendukung dua pilar utama ekonominya. Infrastruktur jalan menjadi prioritas utama. Jalan utama desa yang menghubungkannya dengan pusat kecamatan sudah dalam kondisi yang baik, sementara jalan-jalan usaha tani yang membelah area perladangan terus ditingkatkan agar dapat dilalui kendaraan roda empat, mempermudah pengangkutan pupuk dan hasil panen.Meskipun tidak memiliki jaringan irigasi teknis yang masif, desa ini berupaya mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air. Pembangunan embung atau waduk penampung air hujan di beberapa titik strategis menjadi salah satu solusi untuk menyediakan cadangan air saat musim kemarau tiba, yang dapat dimanfaatkan untuk minum ternak atau menyiram tanaman bernilai ekonomis tinggi.Untuk fasilitas publik dasar, Desa Tegalsari memiliki beberapa Sekolah Dasar (SD) untuk memastikan akses pendidikan bagi anak-anak. Layanan kesehatan dasar juga tersedia melalui Poskesdes dan kegiatan Posyandu yang aktif. Akses menuju fasilitas yang lebih lengkap seperti Puskesmas, SMP, dan SMA di pusat kecamatan juga relatif mudah dijangkau berkat infrastruktur jalan yang memadai.
Tantangan dan Inovasi di Lahan Kering
Tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat Desa Tegalsari sangat erat kaitannya dengan kondisi alam, yaitu perubahan iklim. Musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya dapat menjadi ancaman serius bagi keberhasilan panen tanaman palawija. Ketergantungan pada curah hujan membuat sektor pertanian di sini lebih rentan dibandingkan pertanian beririgasi. Di sektor peternakan, tantangan yang dihadapi antara lain ialah ketersediaan pakan hijauan saat kemarau puncak dan serangan penyakit ternak.Namun masyarakat dan pemerintah desa tidak tinggal diam. Berbagai inovasi dan peluang terus dijajaki untuk meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan. Salah satu peluang besar terletak pada industri pascapanen. Hasil panen singkong yang melimpah dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti tepung tapioka, tepung mocaf (modified cassava flour), keripik, maupun pakan ternak (gaplek). Jagung juga dapat diolah menjadi marning, pakan ternak konsentrat, atau produk kuliner lainnya.Pengembangan model peternakan yang lebih modern, seperti kandang komunal dengan manajemen yang lebih baik, juga menjadi prospek yang menjanjikan. Dari sisi inovasi pertanian, pengenalan varietas palawija yang lebih unggul dan tahan kekeringan terus diupayakan melalui kerja sama dengan dinas pertanian. Dengan mengoptimalkan potensi pengolahan hasil pertanian dan peternakan, Desa Tegalsari berpeluang besar untuk tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga menjadi sentra industri olahan berbasis palawija dan ternak yang mandiri dan berdaya saing.
